Pala – Menghidupi Sejak Dulu Hingga Kini

Pala – Menghidupi Sejak Dulu Hingga Kini

Kepulauan Maluku telah dekenal sebagai penghasil pala sejak berabad-abad lamanya, Maluku ke dunia sangatlah panjang dan berliku.

Tahun 1000 Masehi, pala telah diperdagangkan Oleh para saudagar dari Arab, Cina, dan India hingga penjuru dunia. Dahulu, pala merupakan sala satu komoditas termahal. 1 pon pala di hargai tengan 7 sapi jantan dewasa. 

Diperebutkan Bangsa Eropa.

Pala dan Wilayah penghasilnya di Kepulauan Banda, Maluku penah menjadi daerah yang diperebutkan banyak bangsa di masa lalu.

Pada Tahun 1453

Suplai pala ke Eropa terganggu dan harganya melambung tinggi. Para penjelajah Eropa berlomba-lomba untuk menemukan Kepulauan Maluku agar bisa menguasai rempah-rempahnya, termásuk pala.

Tahun 1512

Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang sampai di Kepulauan Banda. Kemudian disusul oleh bangsa Eropa lainnya seperti Spanyol, Belanda dan Inggris datang pada tahun 1599 dan 1602.

Tahun 1617

Inggris dan Belanda memperebutkan pala di Kepulauan Banda hingga terjadi perang.

Tahun 1667

Perang perebutan wilayah penghasil pala tersebut berakhir dengan perjanjian Breda.

Tahun 1769-1802

Buah dan bibit pala di bawa keluar dari Kepulauan Banda oleh ahli horticultura asal Prancis dan ditanam di daerah koloni meraka, Mauritius, Afrika Timur. Inggris juga mengembangkan perkebunan pala di daerah jajahan lainnya.

Tahun 1942

Perkebunan pala mengalami kerusakan parah ketika Indonesia dijajah oleh Jepang karena diganti dengan tanaman ubi. Setalah merdeka, pekebunan-perkebunan tersebut diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan menjadi perkebunan pala kembali.

Tahun 2015

Produksi pala di Indonesia  mencapai 33.711 ton dengan luas area tanam 168.904 ha (Dirjen Perkebunan, 2016). Volume ekspor pala mencapai 17.027 ton tengan nilai 100,141 ata us$.

Kepulauan Maluku dan Papua menjadi sentra pala terbesar di Indonesia

Baca Juga  Pulau Hatta di Banda Neira - Pulau kecil Sang Proklamator Indonesia
About Author

Baronda Maluku

Kapala Tidor & Suka Baronda Twitter @allnlatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *